Kamis, 20 Oktober 2011

Sekulerisasi dan Masa Depan Agama menurut Stephen K. Sanderson


SEKULERISASI DAN MASA DEPAN AGAMA
Stephen K.Sanderson

I.                   Kontroversi Mengenai Sekulerisasi
Konsep mengenai Sekulerisasi mengacu kepada suatu proses dimana pengaruh agama yang banyak mempengaruhi bidang kehidupan social secara jelas telah berkurang. Banyak Sosiolog yang menyetujui pandangan bahwa sekulerisasi ,merupakan kecenderungan pokok dalam masyarakat Barat beberapa abad lalu/ setelah munculnya industrialisasi. Mereka banyak yang setuju, bahwa industrialisasi yang telah terjadi pada masa modern ini telah menyebabkan agama semakin surut dai arena kehidupan sosial yang dikuasai secara tradisional. Proses sekulerisasi adalah suatu kekuatan yang tidak dapat dicegah dan akan memuncak pada saat surutnya agama yang terorganisasi.
Pada tahun 1987, Jeffrey Hadden menegaskan bahwa tesis dari sekulerisasi semakin luas dirangkul oleh para sosiolog, sehingga telah menjadi suatu kebenaran yang tidak terhalangi dan diterima begitu saja. Akan tetapi, dalam tahun-tahun terakhir ini berbagai tantangan terhadap tesis sekulerisasi telah muncul. Hadden menegaskan bahwa tesis ini secara empiris adalah palsu, tesis ini lebih ditopang oleh antagonisme para sosiolog terhadap agama yang terorganisasi. Adapun bukti dari hal tersebut adalah: (1) Sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua terjadi kebangkitan agama kembali. (2) Adanya pertumbuhan pesat dalam tradisi-tradisi keagamaan yang lebih konservatif, yaitu evanggelis dan fundamentalis. (3) Mayoritas manusia menyatakan kepercayaan kepada Tuhan. (4) Kebaktian keagamaan masih sangat stabil.
Pada tahun 1988, Timothy Crippen juga menyerang tesis sekulerisasi. Crippen melanjutkan suatu garis berpikir yang telah menjadi umum dikalangan penentang tesis ini, yang menandaskan bahwa agama dalam masyarakat modern sedang mengalami transformasi. Timothy mengatakan agama tradisional mungkin sedang menyusut, tetapi kesadaran keagamaan tetap kuat dan memanifestasikan diri dalam kepercayaan dan ritual-ritual baru yang sesuai dengan bentuk-bentuk organisasi modern yang unggul dan tukar-menukar. Crippen percaya bahwa “tuhan-tuhan yang lama”, dan tuhan-tuhan yang baru itu banyak bersangkutan dengan kepercayaan dan ritual baru yang disucikan yang melambangkan kedaulatan negara-negara dan integritas moral individu. Jenis “agama” yang baru yang dikatakan Crippen ialah apa yang pernah disebut oleh Robert Bellah. Posisi Bellah tidak dapat dipertahankan karena posisi seluruhnya bersandar pada suatu defenisi agama secara klasik adalah inklusivis. Hadden membahas hanya satu masyarakat, yakni Amerika Serikat. Karena Amerika Serikat paling religius bila dibandingkan dengan semua masyarakat industri Barat.
Bryan Wilson 1982, merupakan sosiolog agama Inggris yang mengemukakan bahwa tesis sekulerisasi itu tergantung pada pengertian bahwa bentuk-bentuk masyarakat manusia masa lalu pada umumnya memberi arti sosial yang mencolok kepada agama. Wilson mengatakan bahwa masyarakat-masyarakat telah mengalami penyitaan oleh kekuasaan politik daripada harta benda dan fasilitas-fasilitas lembaga keagamaan, seperti:
☻Bergesernya kontrol agama ke kontrol sekuler berbagai kegiatan dan fungsi agama.
☻Menurunnya proporsi waktu, energi, dan sumber daya mereka yang diabdikan manusia        kepada perhatian yang super empiris.
☻Merosotnya lembaga-lembaga religius.
☻Dalam masalah perilaku, tergantikannya secara perlahan-lahan suatu kesadaran religius secara spesifik (mungkin saja mulai dari ketergantungan pada jimat-jimat, upacara-upacara, jampi-jampi, atau doa-doa, sampai kepada suatu masalah etik yang secara luas diilhami secara spiritual).

II.                Masa Depan Agama
Banyak ilmuwan sosial yang yakin bahwa ilmu dan teknologi akan menghancurkan agama sebagai suatu lembaga sosial. Diantaranya adalah Anthony Wallace yang menegaskan bahwa masa depan agama yang evolusioner adalah suatu hal yang telah hilang. Percaya kepada makhluk-makhluk supernatural dan kekuatan supernatural yang mempengaruhi alam tanpa mematuhi alam akan mulai luntur. Sebagai suatu unsur kebudayaan, percaya kepada kekuasaan supernatural ditakdirkan untuk lenyap dan hilang dari dunia, sebagai akibat dari meningkatnya adekuasi dan difusi pengetahuan ilmiah dan realisasi oleh keyakinan sekuler bahwa kepercayaan supernatural tidak diperlukan untuk penggunaan ritual yang efektif.
Namun, ada pandangan yang bertentangan dengan hal yang telah dinyatakan oleh Anthony. J.Milton Yinger memandang agama sebagai suatu lembaga residual, yaitu suatu lembaga  yang akan selalu ada. Agama adalah suatu alat untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan akhir, dan agama ada untuk mengurangi ketidakpastian. Yinger. Manusia menaklukan kemiskinan hanya untuk menyadari bahwa pengetahuan dibalik pencapaian itu adalah bagian dari suatu pengetahuan yang lebih besar dari apapun. Kepercayaan manusai dapat merancang proses-proses sekuler untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh agama itu sendiri adalah benteng harapan bukan suatu proposisi yang divaliditaskan secara empiris.
Wallace banyak memberi rekomendasi ilmu dan melunturkan kepercayaan agama. Menurut Glock dan Stark pada tahun 1965 menegaskan bahwa kita mengetahui jika seseorang memperoleh pandangan intelektual yang sangat berkembang, maka kepercayaan agama mereka cenderung akan menurun. Karena itu, jika manusia mulai dimasuki pengaruh bentuk pengajaran yang maju, maka agama dapat runtuh atau bahkan sanagt berkurang artinya. Semua kebudayaan manusia memperlihatkan keterbatasan dan telah menciptakan konsepsi-konsepsi tentang suatu kehidupan akhirat agar dapat memungkiri bahwa segala sesuatu harus berakhir. Agama adalah satu-satunya alat yang digunakan manusia untuk mengatasi persoalan ini. Persoalan ini berada di luar batas-batas ilmu, bagaimanapun berhasilnya ilmu dalam menjelaskan dan mengendalikan dunia empiris, tapi ilmu tidak berkuasa juka diperhadapkan dengan masalah non-empiris. Berdasarkan hal tersebut, maka ada alasan yang baik jika tetap percaya bahwa kepercayaan dan ritual agama yang esensial akan terus berlanjut tak terhingga, meskipun ruang lingkup agama semakin berkurang di masa datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar