Kamis, 20 Oktober 2011

Max Weber

MAX WEBER
Masalah Rasionalitas
            Max Weber lahir di Erfurt, Thuringia pada tahun 1864, Max Weber di besarkan di Berlin. Ayahnya adalah seorang hakim di Erfurt dan ketika keluarganya pindah ke Berlin, ayahnya bekerja sebagai seorang penasihat di pemerintahan kota, ayahnya terlibat dalam partai Liberal Nasional dan sering bergaul dengan kalangan intelektual dan politisi di Berlin. Ibu Weber, Helene Fallenstein Weber memiliki keyakinan agama dan perasaaan saleh Calvinis yang jauh lebih besar dari pada yah Weber. Hal tersebutlah yang selalu menjadi konflik yang besar bagi keluarga tersebut, dan latar belakang itulah yang merupakan satu elemen dalam konflik batin Weber. Ketika masih kecil Weber adalah anak yang pemalu dan sering sakit, tetapi dia sangat jenius. Pada usia 18 tahun, Weber mempelajari hukum di Universitas Heidelberg. Max Weber lebih banyak mengikuti kesalehan yang dimiliki ibunya. Weber meneruskan studinya di Berlin dan mulai membantu pengadilan hukum. Pada tahun 1889 dia berhasil menyelesaikan tesis doktoralnya. Weber menjadi seorang yang teliti dan metodis dan pada tahun 1893 Weber menikah dengan Schnitzer.
Max Weber menekankan konsep rasionalitas, dia menaruh perhatian lebih besar kepada struktur sosial yang besar dan pola-pola yang besar dalam perubahan sejarah, hal tersebut dilihatnya berdasaarkan kenyataan sosial yang dipusatkan pada tindakan individu yang dapat dimengerti dalam arti dan maksud subjektif. Berbagai kategori struktur sosial didefinisikan oleh Weber dengan istilah-istilah yang bersifat probalistik bukan sebagai fakta objektif dan strategi analisa tope ideal diberikan untuk memungkinkan suatu analisa perbandingan mengenai tipe-tipe struktur sosial atau orientasi budaya yang berbeda. Weber mengidentifikasi dua tipe tindakan rasional yang berbeda dan dua tipe tindakan yang nonrasional. Akar motivasi individu dinilai lebih jauh daripada keputusan rasional yang disengaja mengenai alat dan tujuan atau konformitas terhadap tuntutan dari mereka yang berotoritas. Weber menekankan bahwa kepercayaan dalam agama adalah hal yang penting dalam mempengaruhi peningkataan pertumbuhan kapitalisme, selain itu nilai juga menjadi hal yang penting dalam membentuk motivasional individu dan tindakan ekonominya. Pengaruh agama terhadap pola perilaku individu serta bentuk-bentuk organisasi sosial juga dapat dilihat dalam analisa perbandingannya mengenai agama-agama dunia yang lebih besar. Analisa Weber pada dasarnya tidak terbatas pada motivasi yang sadar, meskipun Weber tetap mempertahankan motif pengertian subjektif.
Dapat kita simpulkan bahwa Weber memiliki ide-ide teoritis yang sangat luas yang terjalin dalam analisa historisnya. Weber mampu mengembangkan dan menggambarkan ide-ide teoritisnya ke dalam pengetahuan sejarah. Analisa yang diberikan oleh Weber merupakan suatu perspektif yang kurang bias dengan data historis yang dia gunakan sebagai dasar untuk mengembangkan konsep-konsep teoritis dan kategori. Hasilnya tentu lebih terbuka, lebih fleksibel dan tidak berupa pendekatan ddogmatis. Dapat kita ketahui Strategi sosial yang dimiliki oleh Weber adalah pemahaman terhadap arti subjektif yang terdapat dalam suatu peristiwa sejarah, dan pemahaman bersifat obyektif di dalam memahami arti-arti subjektif. Tekanan pada arti subjektif dan strategi analisa tipe ideal menjadi prinssip metodoligi yang utama dari Weber.
Tanggapan Teologis
            Dalam sudut pandang etika protestan, weber mengatakan bahwa agama adalah hal yang penting dalam  mempengaruhi peningkatan dan motivasional individu dan tindakan ekonomi. Hal ini tentu dapat kita refleksikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam kegiatan ekonomi sehari-hari, orang cenderung memikirkan kepentingan dan keuntungan pribadi. Zaman sekarang ini, semua orang berlomba hanya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Saya rasa apa yang dikatakan oleh Weber sangat tepat, dimana kepercayaan dalam agama adalah hal yang sangat penting. Hendaknyalah kita sebagai umat yang percaya kepada Allah, melakukan setiap tindakan kita, khususnya tindakan dalam bidang ekonomi, didasarkan atas kepercayaan kita kepada Tuhan. Apapun yang kita lakukan bukanlah untuk kepentingan kita pribedi, tetapi juga kepentingan orang lain. Banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan dalam suatu siste ekonomi. Seperti pencurian, penipuan bahkan pembunuhan. Kita harus mampu merefleksikan apa yang dikatakan oleh Weber, bahwa kepercayaan agama sangat penting dalam kehidupan kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar